VIVAnews - Kamis pagi, 21 April 2011, pengurus gereja Christ Katedral, Desa Cihuni, Gading Serpong, Tangerang, mendapatkan kabar mengagetkan dari polisi: ada paket bom dipasang di sekitar lokasi gereja.
Polisi kemudian langsung bergerak menyisir sekitar lokasi. Sepuluh jam lebih menyisir, hingga lepas shalat Maghrib, hasilnya sembilan paket bom dengan berat bervariasi ditemukan petugas di sekitar lokasi. Berat masing-masing paket bom mulai dari 10 sampai 15 kilogram. Bila masing-masing paket memiliki bobot 10 kilogram, itu artinya paket bom keseluruhan berjumlah 90 kilogram.
Bom berdaya ledak dahsyat tersebut diletakkan tersebar di beberapa titik di dekat jalur pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN), di dalam gorong-gorong.
Akibatnya tentu akan sangat fatal jika bom tersebut meledak. PGN telah menutup dan mengosongkan gas di jalur itu. Tiga perusahaan terpaksa tidak mendapat pasokan gas sementara dari PGN. Tiga perusahaan itu yakni, "Summarecon Mall Serpong, Batik Keris, dan Universitas Multimedia Nusantara," kata Kepala Divisi Penjualan PGN, Rindang Triyono, di lokasi kejadian.
Garis polisi sudah dipasang sejauh 1 kilometer dari lokasi penemuan. Di setiap paket bom terdapat telepon selular yang sudah dipasang pengatur waktu pukul 09.00 WIB. Bom siap diledakkan bertepatan saat Jumat Agung.
Dalam situs resmi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Basilea Christ Cathedral, rencananya Ibadah Raya Jumat Agung akan dimulai pukul 10.00 WIB bersama Pastor Billy Sindoro. Jemaat Jumat Agung menjadi target ini juga dibenarkan Markas Besar Polri. "Di Serpong itu memang rencananya akan diledakkan pada saat Paskah dengan remote [telepon seluler]," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 21 April 2011.
Mendapat laporan ini, Istana rapat mendadak. Seluruh elemen keamanan hadir, termasuk Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, Pangdam Jaya Mayjen Waris, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Sutarman.
"Presiden memerintahkan kepada seluruh aparat yang terlibat melakukan pengaman di seluruh Indonesia," kata Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 21 April 2011.
"TNI dan Polri tadi pagi sudah siaga I di tempat-tempat yang telah ditentukan. Khususnya nanti malam, besok pagi, sampai lusa menyongsong hari raya Paskah." Indonesia siaga satu.
Biasanya, polisi meledakkan paket bom yang ditemukan di lokasi kejadian. Seperti misalnya, paket-paket bom buku yang meneror Jakarta pada Maret lalu. Kali ini hal itu tidak dilakukan. Semua paket bom dibawa tim Gegana. "Pukul 18.25 WIB polisi menyatakan kawasan ini sudah clear dan besok, kami memastikan kegiatan ibadah tetap berjalan," ujar Sekretaris Jenderal Geraja Christ Chatedral Serpong, Nardi Atmaja, di lokasi.
Bom itu kabarnya merupakan rentetan dari teror bom yang beberapa hari terakhir muncul. Selama ini, Nardi mengaku pengurus Gereja tidak pernah menerima teror dari pihak manapun. Info pertama yang diterima pengurus gereja menyebutkan paket bom di luar arel gereja sebanyak 5 paket bom.
Namun, aparat tidak menyebutkan secara persis titik-titik tempat bom tersebut disimpan. "Beberapa berada di sepanjang jalur pipa gas yang lokasinya cukup dekat dengan gereja," kata Nardi.
Polisi terus meningkatkan keamanan agar pelaksanaan ibadah hari raya Paskah dan Jumat Agung bisa berjalan dengan khusyuk. Petugas sedang melakukan penanganan-penanganan, pencegahan dan mengurai agar tidak terjadi. "Untuk melihat secara utuh perlu penyelidikan," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, yang mendampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto di Kantor Presiden.
Pelaku Sama
Polisi berhasil mengendus paket bom berdaya ledak luar biasa itu dari penggerebekan Kamis pagi di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur. Sekitar pukul 05.00 WIB, lebih dari lima petugas menggerebek dua lokasi kontrakan di Pondok Kopi. Di dua lokasi yang hanya berjarak sekitar 200 meter itu, polisi berhasil membekuk empat orang.
Di lokasi pertama, polisi membekuk pedagang mainan anak-anak dan penganan agar-agar bernama Kalsum, anaknya, dan seorang pedagang burger. Pedagang burger ini penghuni yang pindah dari kontrakan yang digerebek polisi di lokasi kedua.
Di lokasi penggerebekan kedua, polisi membekuk Darto, warga Cirebon, Jawa Barat. Dari kontrakan Darto, polisi menemukan empat buku tebal, yang cirinya mirip dengan paket bom buku yang meledak di Utan Kayu, Jakarta Timur.
Satu orang lainnya berhasil kabur dan dibekuk di kawasan Klender, Bekasi. Dari penggerebekan shubuh ini, polisi mendapat informasi adanya paket bom di Serpong. Polisi bergerak, sebanyak 19 tersangka dibekuk. Semua tersangka ini terkait paket bom buku, penggerebekan Pondok Kopi, dan bom Serpong.
"Pelakunya sama. Semua yang ditangkap itu ternyata juga sedang merencanakan bom di gereja," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyad Mbay, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 21 April 2011.
Tidak sampai satu minggu sebelum hari ini, tepatnya enam hari lalu, Jumat siang 15 April 2011, Indonesia dikejutkan dengan aksi bom bunuh diri di dalam masjid. Bertepatan saat salat Jumat. Tidak hanya itu, bom bunuh diri meledak di dalam Markas Polresta Cirebon, Jawa Barat.
Bom berisi material paku, mur, dan baut. Beruntung, bom ini hanya berdaya ledak rendah. Meski berjarak hanya satu barisan salat di depan pelaku, Kapolresta Cirebon, Ajun Komisaris Besar Polisi Herukoco, selamat dengan kondisi luka parah. Tim dokter berhasil mengangkat 50 material yang menancap dari punggung Herukoco.
Korban tewas hanya satu orang, pelaku yang bernama Muchamad Syarif. Jaringan Syarif belum diketahui, tapi Syarif tercatat dengan berbagai kasus kriminal. Buron kasus perusakan Alfamart, penyerangan Ahmadiyah di Kuningan, dan diduga terlibat pembunuhan anggota TNI. Apakah kasus bom di Cirebon ini terkait paket bom berdaya ledak dahsyat di Serpong? Belum bisa dipastikan.
Polisi kemudian langsung bergerak menyisir sekitar lokasi. Sepuluh jam lebih menyisir, hingga lepas shalat Maghrib, hasilnya sembilan paket bom dengan berat bervariasi ditemukan petugas di sekitar lokasi. Berat masing-masing paket bom mulai dari 10 sampai 15 kilogram. Bila masing-masing paket memiliki bobot 10 kilogram, itu artinya paket bom keseluruhan berjumlah 90 kilogram.
Bom berdaya ledak dahsyat tersebut diletakkan tersebar di beberapa titik di dekat jalur pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN), di dalam gorong-gorong.
Akibatnya tentu akan sangat fatal jika bom tersebut meledak. PGN telah menutup dan mengosongkan gas di jalur itu. Tiga perusahaan terpaksa tidak mendapat pasokan gas sementara dari PGN. Tiga perusahaan itu yakni, "Summarecon Mall Serpong, Batik Keris, dan Universitas Multimedia Nusantara," kata Kepala Divisi Penjualan PGN, Rindang Triyono, di lokasi kejadian.
Garis polisi sudah dipasang sejauh 1 kilometer dari lokasi penemuan. Di setiap paket bom terdapat telepon selular yang sudah dipasang pengatur waktu pukul 09.00 WIB. Bom siap diledakkan bertepatan saat Jumat Agung.
Dalam situs resmi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Basilea Christ Cathedral, rencananya Ibadah Raya Jumat Agung akan dimulai pukul 10.00 WIB bersama Pastor Billy Sindoro. Jemaat Jumat Agung menjadi target ini juga dibenarkan Markas Besar Polri. "Di Serpong itu memang rencananya akan diledakkan pada saat Paskah dengan remote [telepon seluler]," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam ketika dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 21 April 2011.
Mendapat laporan ini, Istana rapat mendadak. Seluruh elemen keamanan hadir, termasuk Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, Pangdam Jaya Mayjen Waris, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Sutarman.
"Presiden memerintahkan kepada seluruh aparat yang terlibat melakukan pengaman di seluruh Indonesia," kata Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 21 April 2011.
"TNI dan Polri tadi pagi sudah siaga I di tempat-tempat yang telah ditentukan. Khususnya nanti malam, besok pagi, sampai lusa menyongsong hari raya Paskah." Indonesia siaga satu.
Biasanya, polisi meledakkan paket bom yang ditemukan di lokasi kejadian. Seperti misalnya, paket-paket bom buku yang meneror Jakarta pada Maret lalu. Kali ini hal itu tidak dilakukan. Semua paket bom dibawa tim Gegana. "Pukul 18.25 WIB polisi menyatakan kawasan ini sudah clear dan besok, kami memastikan kegiatan ibadah tetap berjalan," ujar Sekretaris Jenderal Geraja Christ Chatedral Serpong, Nardi Atmaja, di lokasi.
Bom itu kabarnya merupakan rentetan dari teror bom yang beberapa hari terakhir muncul. Selama ini, Nardi mengaku pengurus Gereja tidak pernah menerima teror dari pihak manapun. Info pertama yang diterima pengurus gereja menyebutkan paket bom di luar arel gereja sebanyak 5 paket bom.
Namun, aparat tidak menyebutkan secara persis titik-titik tempat bom tersebut disimpan. "Beberapa berada di sepanjang jalur pipa gas yang lokasinya cukup dekat dengan gereja," kata Nardi.
Polisi terus meningkatkan keamanan agar pelaksanaan ibadah hari raya Paskah dan Jumat Agung bisa berjalan dengan khusyuk. Petugas sedang melakukan penanganan-penanganan, pencegahan dan mengurai agar tidak terjadi. "Untuk melihat secara utuh perlu penyelidikan," kata Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo, yang mendampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto di Kantor Presiden.
Pelaku Sama
Polisi berhasil mengendus paket bom berdaya ledak luar biasa itu dari penggerebekan Kamis pagi di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur. Sekitar pukul 05.00 WIB, lebih dari lima petugas menggerebek dua lokasi kontrakan di Pondok Kopi. Di dua lokasi yang hanya berjarak sekitar 200 meter itu, polisi berhasil membekuk empat orang.
Di lokasi pertama, polisi membekuk pedagang mainan anak-anak dan penganan agar-agar bernama Kalsum, anaknya, dan seorang pedagang burger. Pedagang burger ini penghuni yang pindah dari kontrakan yang digerebek polisi di lokasi kedua.
Di lokasi penggerebekan kedua, polisi membekuk Darto, warga Cirebon, Jawa Barat. Dari kontrakan Darto, polisi menemukan empat buku tebal, yang cirinya mirip dengan paket bom buku yang meledak di Utan Kayu, Jakarta Timur.
Satu orang lainnya berhasil kabur dan dibekuk di kawasan Klender, Bekasi. Dari penggerebekan shubuh ini, polisi mendapat informasi adanya paket bom di Serpong. Polisi bergerak, sebanyak 19 tersangka dibekuk. Semua tersangka ini terkait paket bom buku, penggerebekan Pondok Kopi, dan bom Serpong.
"Pelakunya sama. Semua yang ditangkap itu ternyata juga sedang merencanakan bom di gereja," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyad Mbay, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis 21 April 2011.
Tidak sampai satu minggu sebelum hari ini, tepatnya enam hari lalu, Jumat siang 15 April 2011, Indonesia dikejutkan dengan aksi bom bunuh diri di dalam masjid. Bertepatan saat salat Jumat. Tidak hanya itu, bom bunuh diri meledak di dalam Markas Polresta Cirebon, Jawa Barat.
Bom berisi material paku, mur, dan baut. Beruntung, bom ini hanya berdaya ledak rendah. Meski berjarak hanya satu barisan salat di depan pelaku, Kapolresta Cirebon, Ajun Komisaris Besar Polisi Herukoco, selamat dengan kondisi luka parah. Tim dokter berhasil mengangkat 50 material yang menancap dari punggung Herukoco.
Korban tewas hanya satu orang, pelaku yang bernama Muchamad Syarif. Jaringan Syarif belum diketahui, tapi Syarif tercatat dengan berbagai kasus kriminal. Buron kasus perusakan Alfamart, penyerangan Ahmadiyah di Kuningan, dan diduga terlibat pembunuhan anggota TNI. Apakah kasus bom di Cirebon ini terkait paket bom berdaya ledak dahsyat di Serpong? Belum bisa dipastikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar